DIKEMBANGKAN, LISTRIK TENAGA MATAHARI
JAKARTA - Pemerintah bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai mengembangkan energi listrik bertenaga surya dengan target gedung-gedung pemerintah, komplek-komplek perumahan dan penerangan jalan umum untuk mengurangi penggunaan BBM. "Ke depan kita harap atap-atap rumah dan gedung di seluruh Indonesia memasang photovoltaic energi surya untuk pembangkit listrik, termasuk di sepanjang
jalan-jalan tol untuk penerangan jalan umum, tentu lumayan mengurangi biaya BBM," kata Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman pada peresmian sistem Photovoltaic Grid Connected di Jakarta, akhir pekan lalu. Peresmian tersebut dilakukan bertepatan dengan Pembukaan ASEAN Ritech Expo 2005, terkait Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-10 dan pelaksanaan The 7th ASEAN Science and Technology Week (ASTW). Sistem yang dikembangkan tersebut berupa sistem photovoltaic Grid Connected yang dapat dimiliki secara perorangan atau institusi dan merupakan pembangkit listrik yang dapat disimpan dalam jaringan PLN untuk mengurangi beban puncak PLN sekaligus dapat dijual kepada PLN. Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi BPPT Agus Salim mengatakan, di luar negeri sistem tersebut sudah dimanfaatkan. Bahkan, ia bilang, masyarakat bisa menjual kelebihan listrik simpanannya kepada perusahaan listrik negaranya. Sistem pembangkit listrik tenaga surya yang telah diterapkan di Indonesia yakni Solar Home System (SHS) untuk pedesaan atau kepulauan dengan pola pemukiman yang menyebar dan tidak terjangkau PLN. "Dari pada masyarakat desa itu menggunakan penerangan dari minyak tanah yang disubsidi pemerintah, lebih baik mereka disubsidi untuk memiliki perlengkapan tenaga surya yang selanjutnya tak perlu lagi disubsidi karena tenaga surya gratis selama matahari masih ada," kata Agus. Selain itu juga telah diterapkan sistem PV-diesel Hybrid untuk pedesaan dan kepulauan dengan pola pemukiman terkonsentrasi dan sudah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga diesel sehingga waktu kerja diesel yang terbatas dapat dilengkapi secara bergantian dengan sistem tenaga surya tersebut. Dikatakan Agus, sistem PV Grid Connected yang akan diberlakukan di perkotaan selain bisa membantu PLN mengurangi beban puncak juga membantu pemerintah mengurangi biaya subsidi BBM. "Sistem pembangkit PLN saat ini menggunakan BBM mencapai 50 persen di luar Jawa dan hampir 25 persen pada sistem Jawa-Bali. Bila harga BBM tak bisa lagi disubsidi maka harga bahan bakar diesel akan mencapai Rp 4.300 per liter dan membuat harga listrik naik dua kali lipat," katanya. Ia mengingatkan, BBM Indonesia bila tidak ditemukan lagi cadangan baru dan produksi tetap dipertahankan 500 juta barrel per tahun, maka bisa habis hanya dalam waktu 18 tahun lagi. Padahal, ujarnya, tahun 2025 pemerintah menargetkan 95 persen dari seluruh rumah Indonesia sudah terlistriki. Pada 2005 ini rasio kelistrikan baru mencapai 52 persen atau 18 juta rumah, sementara pada awal dimulainya penggunaan tenaga surya tahun 1989 rasio kelistrikan 32 persen. ( ant ) Sumber : Republika (8/8/05)
Read More...!