Demo Anti PLTN Merambat ke Kudus
Keinginan rakyat sekitar Gunung Muria untuk menolak kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) semakin tinggi. Jika di masyarakat Jepara tujuh hari lalu menolak rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), kini masyarakat Kudus juga melakukan hal yang sama. Sekitar 5000 orang (12/06) berkumpul di alun-alun simpang tujuh Kudus untuk menolak rencana kehadiran pembangkit energi alternative yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia itu.
‘PLTN=Pembangkit Listrik Tumpas Nyawa’.’PLTN berdiri SBY-JK Jatuh’. ‘PLTN akan sengsarakan rakyat’.’Sampai titik darah penghabisan tolak PLTN’ demikian terpapar dalam spanduk-spanduk yang dibawa massa.
Tak hanya dari unsur masyarakat yang mendatangi aksi massa tersebut, Bupati Kudus H Moch Tamsil, Ketua DPRD Kudus Asyorifi Masito, Komandan Kodim, serta Kapolres Kudus juga ikut mendukung aksi penolakan PLTN tersebut. Tak hanya itu, dalam orasinya Bupati Kudus mengatakan,” PLTN belum tentu dibangun di Muria, kalau masyarakat menolak, demo ini bukti penolakan masyarakat.”
Sebelumnya, pada 5/6 lalu ribuan massa dari Jepara, Kudus, dan Pati demo menolak rencana pembangunan PLTN Muria di Lapangan Ngabul Kecamatan Tahunan, Jepara.
''Selamanya kami menolak PLTN di Jepara.'' Demikian tulisan di poster kayu yang ia pegang erat-erat. Ia ada di antara sekitar enam ribu demonstran. Selain dari Jepara, demonstran juga datang dari Kudus dan Pati.
Peran ibu-ibu yang turun dalam aksi penolakan PLTN itu merupakan yang pertama sejak rencana pembangunan PLTN digagas pada 1990-an di Semenanjung Muria. Hal senada diungkapkan Usman (48), pria asal Desa Troso Kecamatan Pecangaan, Jepara. ''Kami datang demo karena dorongan pribadi. Kami memang tak setuju PLTN. Risiko negatifnya lebih besar daripada keuntungannya,'' katanya.
Demo kemarin diikuti sejumlah tokoh. Di antaranya Ketua Masyarakat Reksa Bumi (Marem), LSM Lempung, WALHI Jateng, BEM sejumlah universitas, seperti UMK (Univ Muria Kudus), STAIN, TAPAK, PMII, HMI dan sejumlah masyarakat lainnya.
Tak sekedar aksi massa hari itu, namun acara tarian, baca puisi dan lagu-lagu juga dilakukan. Aksi massa ini akan dilanjutkan di sejumlah kota yang mendekati proyek PLTN Muria.
Proyek ini rencananya akan dimulai tahun 2010 dan Presiden Yudhoyono mengaku hal ini sebagai energi alternatif selain energi fosil. Namun di Eropa sejumlah PLTN telah berhenti berfungsi mengingat dampak negative yang ditimbulkan terutama setelah bencana di Chernobyl dan Thremile Island.
Read More...!